Saya menghormati betul Lembaga
Adat Melayu (LAM) Riau. Karena lembaga ini merupakan ranah tertinggi
kehormatan masyarakat Melayu. Tempat berkumpulnya orang-orang terhormat,
yang patut dicontoh dan menjunjung tinggi budaya Melayu. Namun saya
justru kecewa ketika pengurus LAM melaporkan mahasiswa ke Polisi, akibat
tindakan aksi mahasiswa yang diduga membuat keributan. Sebenarnya LAM
tak perlu bertindak “ganas” seperti ini. Tanggapai secara arif dan
bijak.
Seharurusnya pengurus LAM lebih
mengedepankan sikap dan prilaku yang kental akan nuansa kemelayuan dalam
mengambil keputusan. Masyarakat kita ini butuh pencerdasan bukan
tindakan “mengkriminalkan”. Termasuk mahasiswa yang diduga membuat
keributan pada saat Gubri Riau Rusli Zainal berpidato di kantor LAM.
Saya pikir pengurus LAM lebih tepat memberikan proses pendidikan seperti
arahan dan pemahaman bahwa tindakan yang dilakukan mahasiswa itu tidak
baik. Tunjuk ajar Melayu itu sendiri yang harus dikedepankan.
Bukan bermaksud membela.Walaupun
sebetulnya, saya sendiri juga menilai tindakan yang dilakukan
kawan-kawan mahasiswa ini memang betul, bukan pada tempatnya untuk
menyampaikan aspirasi mengecam para koruptor tersebut. Tetapi pengurus
LAM harunsya memahami akar kenapa tindakan aksi keributan itu bisa
terjadi. Tentu ada proses sebab akibat. Secara sosiologis, saya
menganggap tindakan yang dilakukan mahasiswa ini adalah timbul dari
akumulasi perilaku “korup” para pemimpin yang ada di Provinsi Riau.
Betapa tidak, mulai dari yang namanya pejabat hingga wakil rakyat:
mereka terlibat korupsi berjam’ah. Nah, adanya peristiwa dahsyat lilitan
kasus korupsi yang melanda di Bumi Melayu ini tentu, membuat para
kalangan mahasiswa dan masyarakat gerah.
Bukan tidak mungkin akibat ulah
korup para pejabat kesejahteraan rakyat menjadi mimpi belaka. Apalagi
kalau terdapat pejabat kepala daerah di negeri ini melakukan korupsi
dengan kerugian Negara yang tidak tanggung-tanggung. Gubri Rusli Zainal
adalah salah satu contohnya yang baru saja ditetapkan tersangka oleh
KPK. Berapa kerugian Negara ketika pak Rusli memberikan izin sejumlah
perusahaan untuk membabat hutan yang ada Riau? Belum lagi kasus korupsi
PON. Saya pikir bukan hanya Negara yang dirugikan. Masyarakat secara
langsung juga tekena dampaknya. Lingkungan alam menjadi rusak, kondisi
cuaca ekstrim: panasnya suhu diseluruh kab/kota yang ada di Provinsi
Riau semakin menjadi-jadi akibat ulah para pejabat yang melanggengkan
pembalakan liar itu.
Faktor-faktor seperti inilah
yang harus dipahami pengurus LAM Riau. Ingat, pemberantasan korupsi
bukan hanya aparat penegak hukum yang menanganinya. Namun, peran serta
masyarakat dan mahasiswa harus juga terlibat didalamnya. Karena korupsi
itu merupakan kejahatan luar biasa. Maka bukan hanya pelakunya diberikan
sanksi hukum, sanksi sosial juga harus disematkan masyarakat. Hemat
saya, semoga pengurus LAM Riau mengurungkan niatnya untuk
mengkriminalkan para kawan-kawan mahasiswa. Mari kita bersama-sama
memikirkan kebaikan untuk negeri.
Posting Komentar