Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau menggelar diskusi
publik dengan mengangkat tema “Jembatan Siak III: DARURAT” pada Kamis
(21/3) pagi di Aula Rektorat Universitas Riau.
Diskusi hari ini yang dibuka Pembantu Rektor III Universitas Riau
dihadiri 2 narasumber diantaranya Dekan Fakultas Teknik UIR Prof. Dr.
Sugeng Wiyono dan Anggota DPRD Provinsi Riau Noviwaldy Jusman. Dengan
jumlah peserta yang hadir sekitar 90 mahasiswa.
Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar melihat kondisi yang ada saat ini
keberadaan Jembatan Siak III dapat dikatakan tidak layak fungsi. "Kita
tidak mau kejadian setahun lalu yang terjadi pada Jembatan Kutai
Kartanegara yang ambruk dan memakan korban. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini kita perlu mencerdaskan mahasiswa melalui diskusi ini
dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Sehingga
nantinya dapat bergerak bersama mendesak Dinas terkait untuk segera
bertanggungjawab atas keberadaan Siak III saat ini," kata Presiden
Mahasiswa Universitas Riau Padli.
Pembantu Rektor III Universitas Riau Drs. Rahmat, MT, mengatakan,
kegiatan ini sangat positif namun, perlu adanya estetika dan etika dalam
membuat judul diskusi ini sehingga jangan provokatif. "Seharusnya
didiskusikan dahulu baru ada kesimpulan darurat atau tidaknya.
Harapannya semoga bermanfaat. Apapun kesimpulannya ini adalah kajian
ilmiah dan nantinya dipublikasikan ke media dan khalayak umum," katanya.
Dalam diskusi, Prof Dr. Sugeng Wiyono memaparkan, melihat kondisi
sekarang Jembatan Siak III ini telah dibentuk tim evaluasi teknis.
Jembatan ini dalam perencanaan pembangunannya termasuk kategori Jembatan
BM100 dengan maksimal beban berderet 3 truk tronton seharusnya dapat
melewatinya, namun belum pernah diuji.
Dari hasil temuan di lapangan setelah diteliti terdapat beberapa bagian
yang tidak memenuhi standar. Salah satunya saat ini ada dua hanger
diatas syarat teknis dalam kata keseharian telah “capek”. Tim evaluasi
teknis telah mengukur beban tiap hanger dan panjang tiap hanger antara
yang kiri dan kanan tidak sama, sehingga baling.
"Secara teknis buntut jembatan lebih pendek dari biasanya dalam menahan
gaya beban Jembatan sehingga terjadi pelengkungan di badan jembatan.
Sehingga dari hasil diskusi Jembatan ini harus diperbaiki dan telah
dibuat jadwal perbaikan," kata Prof. Dr. Sugeng.
Noviwaldy Jusman selaku anggota DPRD Provinsi Riau yang memiliki fungsi
pengawasan mengatakan pembangunan ini gagal dikarenakan beberapa faktor
yang terutama dikarenakan faktor politik sehingga sangat sulit untuk
mengajukan hak interpelasi dan angket apabila bersala dari satu fraksi
saja. Dalam menyelesaikan persoalan ini sangat diharapkan kearifan dari
fraksi koalisi untuk memperbaiki kegagalan kontruksi dan perlu adanya
evaluasi dalam sistem seleksi perencanaan dan pembinaan perencanaan.
"Dalam diskusi ini kami akan menghadirkan 3 narasumber, namun 2 yang
dapat hadir, sedangkan Kadis PU Provinsi Riau SF Hariyanto sampai
beberapa hari sebelum pelaksanakan menyatakan tidak bersedia hadir
dengan alasan ada agenda di luar kota. Dan berharap nantinya dapat
bertemu dengan PU di lain waktu," kata Presiden Mahasiswa Universitas
Riau, Padli.
Padli melanjutkan, kegiatan ini bertujuan sebagai sarana sosialisasi
kepada mahasiswa mengenai kondisi Jembatan Siak III dan juga kepada
masyarakat. "Follow up kegiatan tadi menunggu kesepakatan apakah akan
turun ke jalan atau bagaimananya. Karena masih ingin melakukan hearing
dahulu dengan Dinas PU karena tadi tidak hadir," katanya.
Keberadaan Jembatan Siak III ini sangat membahayakan keselamatan
masyarakat. Ini didasari dari hasil investigasi tim evaluasi teknis yang
telah dibentuk. Sehingga perlu adanya desakan kepada pihak-pihak
terkait untuk segera memperbaikinya. "Karena kita tidak ingin ada jatuh
korban dahulu baru diperbaiki. Kita tidak ingin kejadian seperti
Jembatan Kutai Kartanegara terjadi di Provinsi Riau ini," kata Padli.
(alzi)
sumber: http://siaksatu.com/berita/detail/302/2013/04/03/bem-unri-gelar-diskusi-publik-bahas-jembatan-siak-iii#.UhNYF9gi4wo
Posting Komentar